Nama lengkap saya Henra Hari Sutaryo. Lahir di Sumedang
tanggal 27 Januari 1966, Bapak: Sutaryo, Ibu: Yayah Sariyamah. Pada akte
kelahiran memang tertulis Henra ( tanpa huruf "d" antara n dan
"r" .Nama ini mungkin terkesan tidak biasa karena kebanyakan orang
memakai nama "Hendra" .
Pada awalnya saya beranggapan telah terjadi mistyping (salah ketik) saat menuliskan nama pada akte kelahiran.
Belakang, setelah diberitahu oleh Bapak baru saya tahu bahwa pemberian nama
Henra tersebut dilatar belakangi oleh suatu perhitungan orang tua jaman itu.
Perhitungan yang dimaksud kira kira adalah dengan menghubungkan tanggal
kelahiran saya dengan alfabet sunda kuno. Menurut penjelasan bapak, Saya
dilahirkan tanggal 5 pada kalender Hijriah. Nah kemudian angka 5 tersebut
dihubungkan dengan alfabet sunda kuno ( ha,
na , ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, da, ja, ya, nya, ma, ga, ba, ta, nga)...
Kemudian beliau memilih huruf Ha yang diartikan berjumlah 1 dan Ra yang diartikan
berjumlah 4 , Jadi ketemulah rangkaian Ha dan Ra = 1 + 4 = 5. Maka jadilah nama Henra. Nama
kepanjang “Hari “masih konsisten dengan perhitungan 1 + 4 tersebut. Sampai
sekarang saya belum tahu kenapa bapak saya tidak memilih penjumlahan angka
dengan variasi lainnya, ( misalnya 3 + 2 ( Ca + Na) atau 2 + 3 (Na + Ca)………
Nama Sutaryo pada nama saya sudah tentu diambil dari nama
bapak saya. Kebetulan saya adalah anak ke empat dari 6 bersaudara dan anak laki
laki satu satunya mungkin dengan pertimbangan itulah nama bapak saya dijadikan
sebagai nama kepanjangan saya. ( Nama saudara sekandung tidak ada yang memakai
nama Sutaryo). Selain itu sehari hari saya dipanggil “Ujang” oleh Bapak, Ibu,
adik maupun kakak. ( sampai sekarang saya masih dipanggil “Ujang”). Ujang
memang nama panggilan masyarakat Sunda kepada anak laki-laki.
Ibu saya pernah menjelaskan suatu riwayat pemberian nama
dari sisi lain. Aki Haji Musa ( Bapak
angkat ibu saya) rupanya juga menyiapkan
nama kepada saya. Nama yang beliau siapkan adalah “Harun Alrasheed” . Saya
masih ingat , pada masa kecil dulu apabila saya bertemu dengan Aki Haji Musa maka
beliau selalu memanggil saya Harun……. ( Harun bisa dihitung sebagai 1 + 4
juga). Mungkin Aki Haji Musa sangat terkesan oleh kejayaan salah seorang raja
Arab pada masa lalu sehingga nama tersebut disiapkan sebagai nama saya dengan
maksud agar saya bisa sesukses / sejaya Baginda Harun Alrasheed salah seorang raja
yang terkenal dari jazirah Arab tersebut. Amiiinnn. Selain itu ibu sayapun
menjelaskan bahwa saya dilahirkan pada hari Jumat (sekitar pukul 09.00 .
Menurut beliau, pagi itu turun hujan
namun menjelang siang cuaca berangsur angsur cerah maka terlihatlah “katumbiri”
( bhs Indonesia = “pelangi” ). Setelah melihat katumbiri itulah beliau
merasakan kontraksi kehamilan kemudian beliau dibawa ke RSU Sumedang untuk
melahirkan saya.
Mungkin saat ini riwayat kelahiran dan proses pemberian
nama kepada seseorang anak yang baru lahir kurang banyak diperhatikan walaupun
bagaimana itulah versi yang saya ketahui tentang riwayat / peristiwa kelahiran
dan pemberian nama saya. Pelajaran yang
saya bisa petik dari riwayat tersebut adalah:
1.
Bahwa ternyata sangat
indah bila kita mengetahui bagaimana proses kita dilahirkan dan proses
pemberian nama kepada kita.
2.
Riwayat tersebut
memberikan gambaran kepada kita betapa dengan
penuh pengorbanan dan kasih sayang orang tua kita mengurus kita bahkan sejak kita masih dalam kandungan ibunda tersayang.
3.
Mengingatkan kepada
kita semua sebagai anak untuk selalu menghormati, dan menyayangi kedua orang
tua kita, sebagaimana mereka menyayangi kita di masa kecil. Subhanallah…………………
4.
Doa dan harapan orang
tua kepada kita adalah sebagai pedoman dan kekuatan bagi kita dalam menjalani
hidup.
5.
Keinginan dan harapan setiap
orang tua kepada kita anak anaknya adalah: Menjadi anak yang shaleh / shalihah , berbakti kepada kedua
orang tua, anak yang selalu mendoakan, membahagiakan, menyayangi orang tuanya.
6.
Menyakiti bapak / ibu
adalah benar benar perbuatan anak yang tidak tahu diri………